Jumat, 06 April 2012

Sejarah: Asal Usul Manusia: Teori Evolusi

Asal Usul Manusia: Teori Evolusi

Oleh: M.Arie Murthaza



Teori yang paling terkenal dalam menjelaskan asal-usul manusia adalah “Teori Seleksi Alam” dan “Teori Evolusi”. 

Pertama, Jean Baptiste de Lamarck (1744-1829) dari Perancis berpendapat bahwa spesies makhluk hidup berubah  semasa hidupnya, untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Teori perubahan ini disebut dengan teori evolusi. Dalam evolusi, perubahan itu tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi secara perlahan-lahan, dalam waktu jutaan tahun. Sebagai contoh, Lamarck Percaya bahwa jerapah berevolusi dari hewan yang berleher lebih pendek. 

Charles Darwin

  Lama setelah Lamarck, Charles Darwin (1809-1882) di Inggris, berdasarkan pengamatannya terhadap berbagai macam binatang dan tumbuhan dalam pelayaran kapal HMS Beagle, juga berkeyakinan bahwa makhluk hidup yang tidak mampu menyesuaikan diri (ber-adaptasi) dengan alam akan punah. Jadi, yang bertahan hidup hanyalah spesies yang kuat, yang mampu beradaptasi, survival to the fittest. Teori ini dikenal dengan “teori seleksi alam”.

Jadi, baik  menurut teori evolusi, maupun teori seleksi alam, semua spesies, selama jutaan tahun, berkembang bentuk dan rupa tubuhnya, sedikit demi sedikit sehingga menjadi spesies lain yang sama sekali berbeda.
Kalau kita percaya bahwa terjadi evolusi pada makhluk hidup, maka konsekuensinya, kita juga harus percaya bahwa makhluk hidup yang beranekaragam ini dahulu hanyalah satu spesies, dan lebih dari itu, mungkin nenek moyang kita dahulu hanyalah satu sel tunggal—sekecil kuman.

Begini hipotesis asal usul manusia menurut teori evolusi:

Penyimpangan Cara Makan

Setelah bumi terbentuk 4.6 miliar tahun yang lalu, sekelompok sel muncul akibat reaksi kimia yang terjadi di lautan (lihat teori perkembangan kimia hal. 10). Sel- sel tersebut (yang merupakan sel tumbuhan) hidup dengan memakan karbon dan air yang tersebar di lautan.
Namun pada suatu hari terjadilah “penyimpangan”: sekelompok sel mengganas dan memakan sel-sel lainnya (inilah asal-usul sel binatang).
Sampai pada tahap ini, lautan masih berisi sel-sel tumbuhan dan binatang, sementara itu daratan masih berupa tanah kering kerontang, belum terisi apa-apa.

Penyimpangan Cara Berkembang-Biak

Pada awalnya—selama miliaran tahun, setiap sel tunggal tadi berkembang biak dengan cara membelah diri (membelah-dua). Akibatnya, setiap keturunan memiliki rupa yang sama persis dengan induknya.



Namun pada suatu hari—sekali lagi—terjadi “penyimpangan”: suatu sel tidak membelah-dua, tetapi membelah-empat. Ini artinya, setiap sel hasil belahan tadi hanya mempunyai masing-masing setengah gen. Karena tidak lengkap (dengan setengah gen), maka keempat sel (yang disebut gamet) itu—terdorong—untuk bersatu kembali. Inilah asal-mula perkawinan.
Mungkin satu sel yang membelah-empat tidak menghasilkan keturunan yang berbeda, tapi bila dua sel bergabung menjadi satu maka akibatnya bisa ditebak: muncullah binatang yang bermacam-macam jenisnya yang makin lama makin sempurna sistemnya.

Kemunculan Binatang Laut


Akibat munculnya cara berkembang-biak baru (perkawinan), maka muncullah keragaman jenis makhluk hidup. Pertama-tama muncul kerang-kerangan dan trilobita 600 juta tahun yang lalu. Lima ratus tahun kemudian muncul cumi-cumi, diikuti oleh kemunculan Silur (ikan tanpa rahang). Kalajengking laut mengikuti, berikut berbagai binatang laut lainnya.


Kemunculah Hutan di Daratan

Makin banyak dua sel yang berbeda melakukan kawin, makin banyak pula spesies yang lahir. Dan bersamaan ketika berbagai jenis binatang laut muncul, sel-sel tumbuhan (alga) merayap ke daratan, dan dalam waktu jutaan tahun, memenuhi daratan dengan rumput dan pepohonan. Akhirnya terbentuklah hutan di darat.

Ikan-Ikan Aneh

Sekitar 400 juta tahun yang lalu baru muncul spesies ikan. Beberapa ikan “aneh” mencoba meloncat ke daratan untuk mencari makan. Apakah lautan kekurangan stok makanan? Tentu tidak, tapi karena itulah ikan-ikan ini disebut “ikan aneh”.
Adegan meloncatnya ikan dari tepi laut ke daratan terjadi selama jutaan tahun. Berdasarkan seleksi alam, ikan-ikan yang bersirip lemah mati terkapar di daratan dan jumlah mereka tidak terhitung. Yang tetap hidup adalah ikan-ikan yang bersirip kuat, yang perlahan-lahan mengembangkan sirip mereka menjadi kaki dan gelembung udara mereka menjadi paru-paru: muncullah ikan berkaki. Para penganut evolusi menemukan fosil kepala ikan jenis ini. Mereka menamakannya “Ichthyostega”.        
    
Ichthyostega

 Nah, kelak, ikan-ikan aneh ini, akan berevolusi menjadi reptil—seperti kadal, komodo, burung dan… mamalia. Salah satu dari mamalia yang kita kenal—selain harimau, kucing, atau gajah, adalah kera. Menurut Darwin, kelak kera berevolusi menjadi manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar