Jumat, 06 April 2012

Sejarah: Terjadinya Bumi dan Awal Kehidupan

Permulaan Sejarah: Terjadinya Bumi 
dan Awal Kehidupan 

Oleh: M.Arie Murthaza






TERJADINYA BUMI
4.6 MILIAR TAHUN YANG LALU


Terbentuknya Daratan dan Lautan


Jauh di satu titik kecil di “samudra” ruang angkasa, sebuah planet terbentuk. Salah satu dari gas awan panas yang terlontar dari matahari itu mendingin dan menjadi “bumi”. Peristiwa itu terjadi sekitar 4.6 miliar tahun yang lalu.

Waktu itu bumi kaya akan zat kimia pembentuk kehidupan. Lapisan bagian dalamnya—yang disebut para geolog “inner core” (inti bumi bagian dalam)—mengeras menjadi besi nikel beku. Inti bumi ini panasnya mampu mendidihkan lautan hanya dalam beberapa detik.
“Inner core” diselimuti “outer core”, semacam cairan panas setebal 2000 kilometer. Lapisan ini ditutupi lagi oleh selimut tebal (Mantle) yang berisi pasir silika. Lapisan ini berada 85 kilometer di bawah kaki kita sekarang. Dan lapisan yang kita injak ini disebut “crust” (kerak bumi). Lapisan ini kita kenal dengan “tanah”. Lapisan ini menjaga kita agar tidak terpanggang oleh panasnya “api” di perut bumi.
Tak ada seorang pun yang tahu pasti bagaimana lautan terbentuk. Tapi mungkin, lapisan “api” di perut bumi mengembunkan tanah dan udara yang kaya akan zat kimia. Air terbentuk dalam jumlah massal dan tumpah menjadi lautan.

Awal Kehidupan

600 JUTA TAHUN YANG LALU


Ledakkan Kambrium


Sekitar 600 juta tahun yang lalu, ketika daratan sudah mengeras dan air laut telah menggenang, kehidupan pun dimulai. Pada masa itu—setelah semua zat kimia yang dibutuhkan telah terbentuk, secara serentak binatang dan tumbuhan muncul dalam jumlah massal dan bentuk yang beraneka-ragam. Para ahli biologi menyebut keadaan ini “cambrian explosion” (ledakan kambrium). Karena, secara tiba-tiba, lautan dipenuhi dengan ikan, kerang-kerangan, dan trilobita. Binatang-binatang lain pun bermunculan—ada yang bersamaan waktu dan ada yang menyusul, kecuali manusia. Manusia, diperkirakan, baru muncul nanti.

Sepertinya setiap turning point sejarah harus dibuka dengan ledakkan: alam semesta terbentuk setelah “big bang” (ledakkan besar), dan kehidupan ini juga dimulai dengan “cambrian explosion” (ledakkan kambrium). Mungkin suatu saat kehidupan ini juga akan diakhiri dengan ledakkan—ledakkan Hari Kiamat.


Asal Usul Kehidupan
      MENURUT PARA ILMUWAN

 
Pada peristiwa “Ledakkan Kambrium”, muncul binatang dan tumbuhan secara tiba-tiba. Tak ada yang tahu persis bagaimana proses itu terjadi pada pertama kalinya, karena kemiskinan petunjuk. Tapi beberapa teori pernah digulirkan:


Teori Abiogenesis

Aristoteles

Menurut Aristoteles, seperti ulat yang bisa muncul dari bangkai, maka tak ada yang aneh bila makhluk hidup muncul dari alam yang mati ini. Teori ini disebut generation spontanea—generasi spontan, atau dapat juga dinamakan teori abiogenesis. Pendapat ini dipercaya selama ratusan tahun sebelum masehi sampai tibanya pertengahan abad ke-17, ketika Antonie Van Leeuwenhoek (Penemu mikroskop)—dengan mikroskop sederhananya—menemukan “makhluk aneh” dalam air rendaman jerami, dan membuktikan bahwa: benda mati mungkin memunculkan makhluk hidup.


Teori Biogenesis

Francesco Redi (1626-1697), ilmuwan dari Italia, mencoba membantah teori abiogenesis. Menurut risetnya, yang terjadi adalah seekor lalat pasti meletakkan telurnya pada bangkai, dan dari telur itulah muncul belatung; belatung itu tidak muncul dari bangkai, tapi dari telur. Jadi, menurutnya kehidupan muncul dari telur, omne vivum ex ovo.[i]
Lazzaro Spallanzani (1729-1799)—yang juga berasal dari Italia—membenarkan teori Redi. Tapi menurutnya, telur itu pasti berasal dari makhluk hidup lain di udara—misalnya bakteri, omne ovum ex vivo.[ii] Dengan kata lain, telur yang diutarakan Redi berasal dari makhluk hidup lain.


Louis Pasteur (1822-1895), sarjana kimia Perancis, melanjutkan percobaan Spallanzani dengan percobaan terhadap mikroorganisme.[iii] Akhirnya, dia dapat membuktikan bahwa memang harus ada kehidupan sebelumnya agar tumbuh kehidupan baru, omne vivum ex vivo.
Semua pendapat ketiga ilmuwan ini disebut teori “biogenesis”, karena menurut pendapat mereka, kejadian makhluk hidup berasal dari makhluk hidup lain. “Bio” artinya “hidup” dan “genesis” berarti “kejadian”. Teori ini berhadap-hadapan dengan teori abiogenesis yang telah dimajukan di atas.
Teori abiogenesis dibantah oleh teori biogenesis: mustahil katak terlahir dari lumpur. Pastilah ada bakteri di udara yang hinggap di lumpur dan memunculkan katak. Tetapi bantahan teori biogenesis hanya memutar-kembali pertanyaan pertama: kalau begitu dari mana makhluk hidup yang pertama kali muncul?


Teori Kosmozoan


Mungkin makhluk hidup (Zoo) berasal dari luar angkasa (Kosmos). Bakteri-aktif pertama mungkin datang bersama asteroid atau meteor dari suatu tempat di angkasa sana. Ketika masuk ke bumi, bakteri-aktif itu berkembang-biak menjadi banyak, dan berkembang menjadi jenis yang lebih kompleks: menjadi binatang dan tumbuhan. Teori ini tak mempunyai dasar ilmiah yang kuat. sekarang banyak orang yang beralih kepada teori Perkembangan Kimia.

Teori Perkembangan Kimia
Menurut teori ini, sel pertama makhluk hidup terbentuk dari “perkawinan” antara zat-zat kimia esensial yang bertaburan di bumi pada zaman-zaman awal. Salah satu pencetus teori ini adalah Harold Urey (1893), seorang ahli kimia Amerika Serikat.
Menurut Urey, atmosfir bumi pada zaman dahulu kaya akan gas metana (CH4), amoniak (NH3), hidrogen (H2) dan Air (H2O). Zat itu merupakan unsur penting yang terdapat dalam tubuh makhluk hidup. Karena diduga ada energi dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar kosmos, unsur itu mengadakan reaksi kimia membentuk zat hidup. Zat hidup itu mula-mula terbentuknya kira-kira sama dengan virus yang kita kenal sekarang. Zat itu berjuta-juta tahun berkembang menjadi berbagai jenis organisme.

Teori Penciptaan
Teori terakhir yang menjelaskan asal-usul kehidupan adalah Teori Penciptaan (Kreasionisme). Menurut teori ini, makhluk hidup diciptakan oleh Tuhan.
Namun, bagaimana proses penciptaan itu terjadi? Banyak muslim, kristen, atau yahudi ortodoks yang skeptis terhadap pertanyaan ini. Mereka tak mau tahu bagaimana prosesnya. Namun bila proses penciptaan Tuhan sealami proses penciptaan manusia, berarti baik teori abiogenesis maupun biogenesis keduanya layak kita pertimbangkan.

 
DINOSAURUS
285-140 JUTA TAHUN YANG LALU

   



Asal Istilah “Dinosaurus”

Istilah “dinosaurus” diberikan oleh seorang Ilmuwan Inggris, Richard Owen (1804-1892). Dinosaurus berasal dari bahasa Yunani kuno, Deinos, yang berarti “menakutkan”; dan Sauros yang berarti “kadal.” Jadi “Dinosaurus” artinya “Kadal yang menakutkan”



Kemunculan Dinosaurus

Sekitar 200 juta tahun yang lalu, sejak ledakkan kambrium, bumi sudah seperti kebun binatang. Berbagai spesies hewan dan tumbuhan telah muncul.
Namun di antara semua spesies, yang paling menonjol adalah dinosaurus. Binatang ini adalah reptil yang ukurannya lebih besar daripada gajah.
Dugaan adanya spesies ini didasarkan atas penemuan berbagai tulang-belulang berukuran raksasa pada awal abad ke-19. Salah satunya, temuan dr. Gideon Mantell (1790-1822) dan istrinya di Inggris Selatan. Mereka berdua menemukan “gigi” raksasa yang mirip gigi kadal. Pada awalnya mereka menyebut binatang itu Iguanodon dan temuan gigi itu sama sekali tidak menarik perhatian dunia.
Namun ketika berbagai fosil gigi dan tulang-tulang lainnya ditemukan di berbagai tempat lain, barulah kegemparan terjadi. Sejak itulah dunia menyadari, dahulu pernah ada jenis binatang raksasa yang mirip-kadal. Richard Owen, seorang ilmuwan Inggris menyebutnya Dinosaurus.

Pergeseran Benua

Sampai zaman dinosaurus, semua benua yang kita kenal sekarang sebetulnya masih berkumpul di satu sisi bumi—dan mengalami pergeseran yang konstan, sehingga, konon, kutub utara dan selatan pernah berada di sekitar ekuator yang hangat (ini dikenal dengan “teori pergeseran benua”). 
Namun jauh di perut bumi, panas dari “inner core” dan “outer core” (lihat hal. 6) memberikan dorongan ke luar, sehingga bebatuan padat pada kulit bumi tak berhenti ‘mengalir’ keluar. Dan ketika tabrakan antara dua arus terjadi, gempa bumi besar tak dapat dihindarkan. Benua raksasa itu retak dan membelah hingga ke permukaannya: Amerika Selatan pun terpisah dari Afrika, dan Amerika Utara terbawa arus ke arah barat. Saat tragedi ini terjadi, mungkin beberapa jenis dinosaurus musnah, tapi tidak semuanya. Kepunahan dinosaurus baru terjadi kemudian.

Kepunahan Dinosaurus

Ada banyak teori yang menjelaskan sebab-sebab kepunahan dinosaurus. Namun yang paling mutakhir adalah “Teori Asteroid Nyasar”.
Menurut teori ini, mungkin suatu asteroid berukuran besar pernah jatuh menghujam ke bumi dan menimbulkan begitu banyak debu—yang menghalangi sinar matahari. Akibatnya, iklim berubah menjadi sangat dingin. Hewan-hewan kecil mampu berlindung ke sela-sela pepohonan, ke liang-liang di bawah tanah, atau menyusup ke dalam gua-gua.
Sementara itu, hewan-hewan besar tumbang satu persatu. Mereka kehabisan makanan, karena pohon-pohon mati dalam iklim yang sangat dingin. Stegosaurus, Brontosaurus (Apatosaurus), triceratops, dan berbagai herbivora lainnya mati. Maka karnivora seperti Allosaurus, Megalosaurus, dan Tyranosaurus juga tak dapat bertahan hidup lagi. Semua dinosaurus besar punah satu per satu.


[i] Ia melakukan Riset pada tiga kerat daging pada tiga toples. Toples pertama diisi daging dan ditutup rapat, yang kedua dan ketiga diisi daging dan dibiarkan terbuka. Apa hasilnya? Setelah beberapa hari, belatung hanya muncul dari toples kedua dan ketiga. Dan di situ ditemukan telur-telur lalat. 
[ii] Ia merebus air daging (kaldu) dan menuangkannya dalam dua buah labu—yang diberi-lubang. Setelah dituang, labu pertama dibiarkan terbuka, dan labu kedua ditutup dengan gabus yang dirapatkan lagi dengan cairan paraffin. Setelah seminggu kedua labu itu dijenguk, dan hasilnya: Pada labu yang terbuka, air daging itu sudah membusuk dan ditemukan banyak bakteri di situ. Sedangkan pada labu yang tertutup rapat tidak ditemukan bakteri dan air daging itu masih utuh.
Namun, ketika air daging yang ditutup dalam labu rapat itu dibiarkan lebih lama lagi, air itu menjadi busuk dan dihinggapi bakteri seperti pada labu pertama. Artinya, mungkin bakteri itu muncul dari udara.

[iii] Penelitian Pasteur sebagai berikut:
 ·        Langkah I     : labu disi 70 cc air kaldu, kemudian ditutup rapat-rapat dengan gabus. Celah antara gabus dengan mulut labu diolesi dengan paraffin cair. Setelah itu pada gabus tersebut dipasang pipa kaca berbentuk leher angsa. Lalu, labu dipanaskan atau disterilkan.
·        Langkah II   : selanjutnya labu didinginkan dan diletakkan ditempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan air kaldu diamati. Ternyata air kaldu tersebut tetep jernih dan tidak mengandung mikroorganisme.
·        Langkah III : labu yang air kaldu didalamnya tetap jernih dimiringkan sampai air kaldu didalamnya mengalir kepermukaan pipa hingga bersentuhan dengan udara. Setelah itu labu diletakkan kembali pada tempat yang aman selama beberapa hari. Kemudian keadaan air kaldu diamati lagi. Ternyata air kaldu didalam labu meanjadi busuk dan banyak mengandung mikroorganisme.

Melaui pemanasan terhadap perangkat percobaanya, seluruh mikroorganisme yang terdapat dalam air kaldu akan mati. Disamping itu, akibat lain dari pemanasan adalah terbentuknya uap air pada pipa kaca berbentuk leher angsa. Apabila perangkat percobaan tersebut didinginkan, maka air pada pipa akan mengembun dan menutup lubang pipa tepat pada bagian yang berbentuk leher. Hal ini akan menyebabkan terhambatnya mikroorganisme yang bergentayangan diudara untuk masuk kedalam labu. Inilah yang menyebabkan tetap jernihnya air kaldu pada labu tadi.

Pada saat sebelum pemanasan, udara bebas tetap dapat berhubungan dengan ruangan dalam labu. Mikroorganisme yang masuk bersama udara akan mati pada saat pemanasan air kaldu.

Setelah labu dimiringkan hingga air kaldu sampai kepern\mukan pipa, air kaldu itu akan bersentuhan dengan udara bebas. Disini terjadilah kontaminasi mikroorganisme. Ketika labu dikembalikan keposisi semula (tegak), mikroorganisme tadi ikut terbawa masuk.  Sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa beberapa waktu air kaldu menjadi akeruh, karena adanya pembusukan oleh mikrooranisme tersebut. Dengan demikian terbuktilah ketidak benaran paham Abiogenesis atau generation spontanea, yangmenyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang terjadi secara spontan.

1 komentar:

  1. Kreasionisme sangat mnyulitkan ya pak??
    Tapi proses terjadinya manusia apa bisa dikategorikan teori penciptaan?

    BalasHapus